__

Selamat Datang Para Pengunjung BaregbegTV


Ubah Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Senin, 27 Agustus 2012

Download FIlm 9 Naga

“Manusia terbaik di Indonesia adalah seorang penjahat”
Sebelum kami nonton film ini, kami menerka-nerka kira-kira apa arti dari tagline film ini. Mungkin film ini bakal nyeritain tentang tokoh kayak Robin Hood. Maling tapi suka ngasih duit ke orang-orang miskin. Mungkin juga karakter kayak Marlon Brando di The Godfather.
Ternyata Rudy Soedjarwo menujukan tagline ini buat dirinya sendiri. Manusia Terbaik adalah Rudy (ingat pemenang Sutradara Terbaik di FFI 2004?) dan Rudy adalah jahat karena tega menipu kami dengan poster keren dan judul yang nggak ada hubungannya sama filmnya. Dia juga jahat karena telah membuat kami terpaksa mengganjal kelopak mata kami dengan korek api supaya nggak tertidur waktu nonton. Batang korek api yang dipake Ferry Siregar bahkan masuk ke matanya, nggak bisa dikeluarin. Sekarang kalo diperhatiin, matanya aneh deh. Kelopaknya kelihatan kayak kancut kebalik.
Nggak usah deh, ngarepin 9 Naga bakal jadi film gangster yang seru, atau film drama tentang inner conflict seorang penjahat. Bahkan, jangan deh ngarepin 9 Naga itu sebagai film. 9 Naga lebih terasa kayak iklan layanan masyarakat yang panjaaang dan ngebosenin abeez.
9 Naga menceritakan tentang tiga orang laki-laki yang punya profesi sebagai pembunuh bayaran. Mereka sohiban banget. Soulmate sehidup semati. Masalahnya, cara Rudy nyeritain film tentang dunia machoisme, semuanya salah. Mungkin lebih baik kalo semua karakternya diperankan sama Marcella Zalianty, Dian Sastro, dan Nirina Zubir. Pasti lebih seru. Soulmate sehidup semati.
Waktu saya dan Ferry masih SMU, kami pernah dapat tugas bikin makalah yang berjudul “Penyebaran Penyakit Diare di Daerah Kumuh.” Kami sempat ngomong-ngomong sama beberapa preman di daerah itu. Nggak ada tuh yang ngomongnya kayak di film 9 Naga. Termasuk kalimat kayak:
Preman: Aku takut.
Penjaga Warung: Takut apa?
Preman: Masa depan.
Penjaga Warung: Masa depan tidak perlu kau takutkan karena belum terjadi. Takutlah pada masa lalu.

Kenapa ya, kebanyakan film Indonesia dipaksain buat jadi puitis dan filosofis? Mungkin karena di tempat kumuh situ para penghuninya suka baca Nietzhe. Yang juga sangat ngeganggu adalah penggunaan kata “bencong”, seperti: “Pantang mundur. Mundur cuman buat bencong”. Padahal kalo kami lewat naik mobil di jembatan deket Taman Lawang, bencong-bencong nggak pernah mundur tuh, nepok-nepok anunya sampe kami ngasih mereka duit lima rebu.
Kenapa kami bilang 9 Naga lebih cocok disebut sebagai iklan layanan masyarakat? Karena biasanya di film-film crime drama kayak gini, pertarungan batin karakternya lebih dalem dari sekedar, “tobat nggak, ya? Tobat… nggak… tobat… nggak… tobat… nggak….tok kek… tokk keek…” Film 9 Naga kerasa kayak film bikinan pemerintah bekerja sama dengan Polda Metro Jaya dengan pesan: “Wahai para penjahat, kembalilah ke jalan yang benar.”
Plotnya juga agak aneh. Katanya karakter Marwan yang diperankan oleh Lukman Sardi memilih jadi pembunuh bayaran buat anak bininya. Tapi nggak keliatan tuh dia sayang sama anak bininya. Malah waktu dia sekeluarga dicari-cari mafia gara-gara bunuh bosnya, anak bininya malah dititipin ke teman sekelompoknya yang pasti dicari-cari juga. Duh, apa nggak ada tempat nyembunyiin yang lebih aman? Parahnya lagi, plotnya berjalan dengan kecepatan 2 meter per jam. Lamaaaaa…
Katanya film tentang dunia laki-laki. Tapi musik skornya melloooow banget. Dentingan piano malah membuat kami semakin ngantuk. Kami dengar soundtrack film ini dirilis oleh label independen bernama Lambreta Records.
Kami akuin, camerawork film ini bagus. Akting para pemainnya bagus. Penyutradaraan Rudy juga menunjukkan peningkatan. Ini yang membuat film ini nggak dapet kancut. Ngomong-ngomong, kami juga udah kehabisan kancut.
Tahun 2006 dibuka dengan film yang nggak bikin kita optimistis. Tapi kita mesti tetep semangat. Sekarang, ijinkan saya pamit, nolong Ferry ngeluarin korek api dari kelopak matanya.

Pemain: Lukman Sardi, Fauzi Baadila, Donny Alamsyah, Ajeng Sardi, Dorman Borisman, Torro Margens.
Skenario: Monty Tiwa
Sutradara: Rudy Soedjarwo
Produksi: Reload Pictures

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lokasi Studio BaregbegTV